Model-model pembelajaran dan sintak Discovery Learning, Inquiry Learning, Problem-based Learning dan Project-based Learning
1. MODEL DISCOVERY/INQUIRY LEARNING
Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiry Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip.
Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Proses di atas disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating concepts and principles in the mind (RobertB. Sund dalam Malik, 2001:219).
Langkah kerja (sintak) model pembelajaran penyingkapan/penemuan adalah sebagai berikut:
a. Sintak model Discovery Learning
1) Pemberian rangsangan (stimulation);
2) Pernyataan/Identifikasi masalah (problem statement);
3) Pengumpulan data (data collection);
4) Pengolahan data (data processing);.
5) Pembuktian (verification); dan
6) Menarik simpulan/generalisasi (generalization).
b. Model Inquiry Learning Terbimbing
Model pembelajaran yang dirancang membawa peserta didik dalam proses penelitian melalui penyelidikan dan penjelasan dalam setting waktu yang singkat (Joice & Wells, 2003).
Model pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki sesuatu secara sistematis kritis dan logis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri temuannya.
Sintak/tahap model inkuiri meliputi:
1) Orientasi masalah;
2) Pengumpulan data dan verifikasi;
3) Pengumpulan data melalui eksperimen;
4) Pengorganisasian dan formulasi eksplanasi; dan
5) Analisis proses inkuiri.
2. MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM-BASED LEARNING (PBL)
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan Onn Seng, 2000).
Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsepkonsep pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep Higher Order Thinking Skills (HOTS), keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar diri sendiri, dan keterampilan (Norman and Schmidt).
Karakteristik yang tercakup dalam PBL menurut Tan (dalam Amir, 2009) antara lain:
- masalah digunakan sebagai awal pembelajaran;
- biasanya masalah yang digunakan merupakan masalah dunia nyata yang disajikan secara mengambang (illstructured);
- masalah biasanya menuntut perspektif majemuk (multipleperspective);
- masalah membuat pembelajar tertantang untuk mendapatkan pembelajaran di ranah pembelajaran yang baru;
- sangat mengutamakan belajar mandiri;
- memanfaatkan sumber pengetahuan yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja,
- pembelajarannya kolaboratif, komunikatif, dan kooperatif.
Karakteristik ini menuntut peserta didik untuk dapat menggunakan kemampuan berpikir tingkat tinggi, terutama kemampuan pemecahan masalah. Pada PBL, guru berperan sebagai guide on the side daripada sage on the stage. Hal ini menegaskan pentingnya bantuan belajar pada tahap awal pembelajaran. Peserta didik mengidentifikasi apa yang mereka ketahui maupun yang belum berdasarkan informasi dari buku teks atau sumber informasi lainnya.
Sintak model Problem-based Learning menurut Arends (2012), sebagai berikut:
a. Orientasi peserta didik pada masalah;
b. Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar;
c. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok;
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya; dan
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
3. MODEL PEMBELAJARAN PROJECT-BASED LEARNING
Model Project-based Learning adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik dalam memecahkan masalah, dilakukan secara berkelompok/mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain.
Karakteristik PjBL antara lain:
- Penyelesaian tugas dilakukan secara mandiri dimulai dari tahap perencanaan, penyusunan, hingga pemaparan produk;
- Peserta didik bertanggung jawab penuh terhadap proyek yang akan dihasilkan;
- Proyek melibatkan peran teman sebaya, guru, orang tua, bahkan masyarakat;
- Melatih kemampuan berpikir kreatif; dan
- Situasi kelas sangat toleran dengan kekurangan dan perkembangan gagasan
Langkah Kerja (Sintak) Project-based Learning
LANGKAH KERJA
|
AKTIFITAS GURU
|
AKTIFITAS SISWA
|
Pertanyaan Mendasar
|
Guru menyampaikan topik dan mengajukan pertanyaan bagaimana cara memecahkan masalah.
|
Mengajukan pertanyaan mendasar apa yang harus dilakukan peserta didik terhadap topik/ pemecahan masalah.
|
Mendesain Perencanaan Produk
|
Guru memastikan setiap peserta didik dalam kelompok memilih dan mengetahui prosedur pembuatan proyek/produk yang akan dihasilkan.
|
Peserta didik berdiskusi menyusun rencana pembuatan proyek pemecahan masalah meliputi pembagian tugas,
persiapan alat, bahan, media, sumber yang dibutuhkan. |
Menyusun Jadwal Pembuatan
|
Guru dan peserta didik membuat kesepakatan tentang jadwal pembuatan proyek (tahapan-tahapan dan pengumpulan).
|
Peserta didik menyusun jadwal penyelesaian proyek dengan memperhatikan batas waktu yang telah ditentukan bersama.
|
Memonitor
Keaktifan dan |
Guru memantau keaktifan peserta didik selama
|
Peserta didik melakukan pembuatan proyek sesuai
|
Perkembangan
Proyek |
melaksanakan proyek, memantau realisasi perkembangan dan membimbing jika mengalami
kesulitan. |
jadwal, mencatat setiap tahapan, mendiskusikan masalah yang muncul selama penyelesaian proyek dengan guru.
|
Menguji Hasil
|
Guru berdiskusi tentang prototipe proyek, memantau keterlibatan peserta didik, mengukur ketercapaian standar.
|
Membahas kelayakan proyek yang telah dibuat dan membuat laporan produk/karya untuk dipaparkan kepada orang lain.
|
Evaluasi Pengalaman Belajar
|
Guru membimbing proses pemaparan proyek, menanggapi hasil, selanjutnya guru dan peserta didik merefleksi/kesimpulan.
|
Setiap peserta didik memaparkan laporan, peserta didik yang lain memberikan tanggapan, dan bersama guru menyimpulkan hasil proyek.
|
Materi ini disalin dari:
Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi, 2019
Penulis:
Yoki Ariyana, MT. Widyaiswara PPPPTK IPA Bandung
Dr. Ari Pudjiastuti M.Pd. Widyaiswara PPPPTK PKn IPS Kota Batu
Reisky Bestary, M.Pd. Widyaiswara LPMP Riau
Prof. Dr. Zamroni, Ph.D. Universitas Negeri Yogyakarta
COMMENTS